Oleh: Stefani Victoria S. 5B-25
Siang
itu adalah siang yang menyenangkan di desa FlowerHill. Kami sekeluarga libur.
Kami berjalan-jalan ketaman kota yang ada di dekat rumahku. Saat di taman aku
membeli minuman dan kakakku ikut denganku. Dia ingin membeli es krim.
Saat
akan membayar aku melihat seorang wanita cantik berumur 30-an sedang menolong
orang miskin dnn menderita yang kehilangan kakinya. Wanita itu terlihat
sempurna. Seperti malaikat penolong bagiku. Aku sendiri merasakannya apalagi
orang yang ditolong tersebut.
Siang
yang melelahkan telah kulewati. Malam ini aku masih memikiran malaikat cantik
itu. Sampai akhirnya aku tertidur dan bangun di pagi hari. Hari minggu yang
cerah, burung-burung berkicauan, dan udara pagi yang segar. Lalu aku berdoa dan
lekas mandi.
Setelah
mandi santai… “ngapain ya?” pikirku. Tiba-tiba pikiran itu terlintas lagi di
pikiranku. Aku selalu memikirkan wanita itu. Selama ini aku udah sering
melihatnya. Aku tidak tahu siapa itu. Aku berarap dia adalah orang yang baik
pada siapapun. Jadi saat aku bertemu dengan dia, dia akan menyapaku dengan
ramah.
Sekarang
pukul 10.00 pagi. Ibu mengajakku pergi ke gereja. Disana kau punya banyak
teman, diantaranya adalah Stevanny. Aku menceritakan pengalaman itu padananya.
Diapun bingung juga. Dia sempat menanyakan beberapa wanita yang ada di desa
kami. Namun aku tidak mengiyakan satu pun diantaranya.
Pukul
11.30 pagi Audrey dan Mirelle, teman di desaku, datang main kerumah ku. Kami
main game bersama, main puzzle, adik
dan kakak, membaca komik, dan menceritakan pengalaman-pengalaman seru sama
mengerikan! Pokoknya seru banget deh.
“oh
ya aku punya tebak-tebakan nih! Jawab ya! Nah apa perbedaan ayam goreng dan
bebek goreng?” kata Mirelle. “itu sih gampang banget Relle!” Aku dan Audrey
spontan menjawab “ayam goreng dari ayam, kalau bebek goreng dari bebek.” Kataku
dan Audrey bersamaan. “buktinya salah tuh.” Jawab Mirelle. “terus jawabannya
apa dong?” kata Audrey. “eng.. ing… eng.. dan jawabannya adalah… bebek goreng
lebih enak. Hahaha…” jawab Mirelle. semua tertawa.
Hari
Senin tiba. “ah, senangnya! Hari ini aku jadi petugas upacara! Yes! Yes!”
kataku. Setelah mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah, akhirnya aku sampai.
Aku datang pagi hari ini. Begitu bel, upacara mulai. Aku bertugas menjadi
pengibar bendera.
Ada
yang lucu saat giliran paskibra bertugas. Aku tidak tahu bahwa sudah saatnya
giliranku. Padahal protokol telah mengatakan “pengibaran bendera sang merah
putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya” tiba-tiba teman yang di sebelahku
langsung berkata “jalan ditempaat… grak!” tentu saja aku kaget untung tidak
kelihatan. Aku pun langsung jalan ditempat lah.
Tadi
itu deg-degan banget sampai-sampai aku merasa sangat berkeringat. Ungtung
berjalan baik tanpa masalah. Di kelas mulai pelajaran matematika. Pelajaran
yang paling tidak aku sukai. Males berhitung banget aku ini! Lalu aku memikirkan seorang malaikat yang membawa
damai sejahtera dan kembali memikirkan wanita itu lagi. Ah sepertinya dia sudah
menjadi idolaku!
Tidak
sadar sudah istirahat. “yeay!” kataku dalam hati. Lalu aku mengeluarkan bekal
yang dibawakan oleh ibuku. Aku makan bersama Gladys dan Michelle di bangku yang
ada dibawah pohon, nyaman sekali udaranya seuk, apalagi aku dan teman-temanku
saling bertukar makanan. Makanan mereka ternyata enak-enak. Mereka bilang
makanaku juga enak, duh senangnya.
Aku
menceritakan ‘malaikat idolaku’ itu kepada Michelle dan Gladys. Gladys berkata
“mungkin kamu melihat Bu Maria yang cantik dan baik hati itu? Atau Kakak
Theresa yang canik dan baik hati juga itu?” aku menggeleng kepadanya. “bukan Glad, orang yang satu ini lebih amazing dan luaaarrr biasaa!” kataku.
Gladys pun bingung juga. Tapi kita seumua tertawa bersama.
Hari
demi hari. aku masih tidak tahu siapa itu. Aku ingin seandainya dia adalah
ibuku,atau orang yang dekat & baik padaku. Bukan berarti Ibuku tidak sebaik
idolaku lho. Aku jadi mengidolakannya sekarang. Dia itu sudah cantik, orangnya
baik, dan dari look-nya yang kayak
gtu dia itu bertanggung jawab & bisa ngurus keluarga dengan baik. Sukses,
kaya, baik, nggak sombong, Tipe idolaku banget
deh pokonya!
Besok
hari libur nasional, kita semua libur. Aku diajak keluargaku jalan-jalan ke
pertokoan dekat desaku. Akhirnya aku melihat lagi wanita cantik baik hati itu
saat akan membayar. Lama-lama aku merasa agak aneh. Mungkin malaikat itu….
***
Hari esoknya. “Ahh, tak terasa sudah pagi.”
Kataku. Aku pun bersiap pergi ke sekolah. Saat sudah samapai ke sekolah, tepat 5 menit kemudian bel berbunyi. “Yes!
Untung nggak telat” kataku. Lalu kami seuma baris, lau masuk kelas. Di kelas
kita berdoa bersama terlebih dahulu, lalu memberi salam pada guru.
Waktunya
absen. Bu guru pun memanggil namaku.
“Sofia Emberly Petra” panggil bu guru. Belum sempat aku tunjuk tangan dan
bilang “ada” teman-teman langsung bersahutan. “tidak ada!” semua tertawa.
Teman-temnaku memang jahil pada semua anak saat absen. Terlebih lagi mereka
sering menertawai nama ‘Petra’ ku seperti nama sekolah. Huh… sebal! (-_-“) Padahal
arti namaku bagus banget lho “batu karang”. Biar aku seteguh batu karang.
Akhir-akhir
ini, aku males.. banget pelajaran(>.<) aku sering mikir-mikir gitu deh
sekarang, jadi suka menghayal. Pokonya kriteria idolaku itu harus: -pinter
-cantik/ganteng -baik -tidak sombong -nggak miskin-miskin banget lah -bertanggung jawab. Berharap banget ya aku
ini! Sekarang ini susah sekali mencari orang seperti itu. Kriteria cari idola
atau cari pacar sih. Hihihi ndak jelas banget.
Wah
sempurnaa! Aku juga pingin jadi idola kayak gitu. Banyak yang suka aku( ‘.’)
Jadi orang yang bertanggung jawab, baik, cantik, pinter lagi! Waa….. aku
bermimpi aku adalah idola yang ada di panggung sedang menyanyikan lagu kesukaan
penggemarku. Lalu mereka berteriak “Sofia! Sofia! Sofia!” lama kelamaan
teriakan itu terdengar marah dan keras kepadaku. Ups! Ternyata aku ketiduran di
kelas, itu suara bu guru dan teman-teman yang meneriaki ku. Hi… hi… hi… untung
deh aku tidak dihukum. Akibat kebanyakan menghayal jadi malu deh diikuti dengan
pipiku yang memerah.
Hore….
Libur tengah semester datang! Uh Senang sekali aku! Ayah dan ibuku mengajakkku
jalan-jalan ^,^ Kami pergi ke Mall yang ada di kota dekat desa kami, sambil
berharap bertemu idolaku yang juga khayalanku. Mataku sibuk mencari ke sana
kemari, sampai berkali kali hampir tersandung. Hihihi kurang konsentrasi.
Sambil
dengan penuh harapan, semoga bertemu idolaku.Supaya aku berhenti menghayal.
Huaaaa susahnya bertemu idolaku. Jangan jangan dia bener bener malaikat.
Ada
suatu keanehan saat aku setiap kali melihat malaikat itu.
1.
Selalu pada saat jalan-jalan bersama
keluargaku
2.
Selalu pada saat aku sendirian / bersama
kakaku
3.
Saat meninggalkan ibuku.
Nah
saat in aku sedang membayar baju barbie yang kubeli unuk koleksi mainanku. Pada
saat itu juga aku melihat seorang wanita cantik ‘malaikat’ itu.
Kupikir-pikir
agak lama…. Tiba-tiba dikagetkan dengan suara kasir yang memanggilku karena
sudah selesai mengemas belanjaanku. Pikiranku bubar semua. Aku kembali
memikirkannya saat di mobil. Baru saat itulah aku dapat berpkir dengan tenang
tanpa dinggangu siapapun. Tapi tak kusangka sudah sampai di rumah. Mmfph!
Malam
harinya aku bermimpi agak aneh. Aku dapat memikirkan malaikat itu dengan sangat
tenaang….. aku dapat melihatnya baiik-baik. Damai saat di tempat indah itu.
Tiba-tiba masuklah pikran bahwa itu ibuku! Aku terrbangun di malam hari , lalu
menarik napas.
Paginya
aku memikirkan mimpi itu. Saat sarapan aku sempat melamun. Memang, dipikir-pikir
malaikat itu mirip ibuku. Orang yang baik, cantik, pintar, dan bertanggung
jawab. Memang pantas jadi idola.
Masih
di hari liburku, aku bersama sekeluarga mengunjungi panti asuhan yang menampung
bayi bayi yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya, “aku harus bisa menemukan
malaikat idolaku hari ini!” batinku. Sampai di sana, aku berbicara dalam hati
“disini tidak ada tempat dimana aku idak meninggalkan ibu!” disana akhirnya aku
melihat malaikat itu lagi dengan baiknya mebagikan mainan ku dulu saat kecil
kepada anak-anak dipanti asuhan. “Akhirnya aku menemukan malaikat idolaku!”
kataku sambil terharu.
Ibu
menoleh kepadaku. Aku pun bertkata “bu, kaulah yang ku cari. Kau yang selama
ini menjadi malaikat idolaku. Yang selalu menolong orang. Menolong di mall, di
taman, dan disini. Kakukah itu?” “ya sayangku, Sofia anakku” kata ibuku sambil
memelukku. Seorang ibu yang baik yang layak menjadi idola. Senangnya…. Kini,
aku telah menemukan idolaku! Nggak harus artis lho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar