Visi SDK Yohannes Gabriel

Wadah Untuk Mengenal Lebih Dekat SDK Yohannes Gabriel. The Big Family Of SDK Yohannes Gabriel. COME ON, JOIN US!!!

"Terpuji Dalam Iman dan Budi Pekerti, Berpacu Dalam Prestasi"

Minggu, 25 Agustus 2013

80 Tahun Aku Ada dan Mengabdi*

Sejenak aku menghentikan langkahku di tengah arus keramaian yang tiap hari berada dalam tubuhku. Duduk terdiam menerima terpaan angin malam, memandangi bintang dengan segala gemerlap keelokannya. Gemerlap itu menyatu dengan kilatan cahaya dari lampu warung-warung para anak manusia yang mengusahakan sesuap nasi, hmm.. atau bahkan sebongkah berlian dari keramaian yang terjadi pada tubuhku. Semoga tubuh tuaku tetap mampu menyokong dan mampu memberikan pengharapan bagi mereka untuk terus mengusahakan rezekinya. Seperti biasa pula, ditemani pula dengan deruan bising suara pengendara sepeda motor berlalu-lalang, hilir mudik, seperti seolah sudah biasa melihatku dengan keteduhan dan ketenangan kala senja mulai tiba.

Lamunan membawaku memutar kembali barisan titik-titik kenangan yang menyatu dalam sebuah bingkai dan tergambar harmoni dalam lukisan sejarah. Tak terasa, sang waktu masih memperbolehkan dan membawaku sampai pada zaman ini. Sebentar lagi usiaku memasuki ke 80 tahun sejak aku ada, mulai mengada, dan semoga juga memberi makna, bagi banyak barisan anak yang mempercayakan dirinya kepadaku untuk membina diri, menata pikiran, hingga mejadikanku bagian dari usaha meraih mimpi. Ya, banyak orang menyebut esensiku dengan sebutan sekolah, yang lain menyebutku tempat menimba ilmu, ada pula yang menyebutku dengan sebutan Kawah Candradimuka. Apapun orang memanggilku, yang pasti namaku adalah SDK Yohannes Gabriel. Aku menyadari dengan pasti alasan keberadanku adalah tempat untuk sarana bagi setiap orang untuk membentuk diri menjadi semakin terpuji dalam iman dan budi pekerti, berpacu dalam prestasi.

Terpuji dalam iman dan budi pekerti berarti setiap orang yang datang dan mempercayakan diri padaku, akan aku bina sedemikian rupa menjadi anak manusia yang dipenuhi kegembiraan, harapan, dan kasih. Karena memang dari ketiga prinsip itulah tanda kehadiran Dia yang memanggil untuk menjadi murid-murid-Nya. Tanpa kegembiraan, harapan, dan kasih, maka sia-sialah setiap orang mengatakan dirinya mempunyai iman dan budi pekerti yang luhur. Aku ingin setiap anak manusia yang datang padaku mampu mencari, menemukan, mengenal, mencintai, dan melakukan perintah Dia, Putera Allah, Sang Guru sejati.

Baru ketika mereka benih iman itu tumbuh, perlu dan harus pula diiringi dengan pertumbuhan intelektual. Benih iman akan menjadi dasar mereka untuk bertumbuh menjadi putra-putri yang membanggakan dan menjadi terang bagi sesamanya. Harapanku semoga mereka akan bertumbuh menjadi manusia yang integral, bukan hanya sekedar manusia yang gemilang dalam intelektual melainkan juga mempunyai keteguhan iman dan budi pekerti.  
    
80 tahun lamanya eksistensiku di atas bumi ini bukanlah sebuah hal yang sebentar dan mudah untuk aku pertahankan. Pasang-surut gelombang telah banyak ku hadapi. Dari masa keemasan sampai masa tersulit telah aku lalui, dan akan terus dengan gagah berani aku lalui bersama orang-orang yang ada di dalam ku. Bagikan berlayar di sebuah lautan, telah banyak penunpang yang naik di atasku yang datang dan pergi kuhantar menuju ke seberang, tempat impian mereka masing-masing harapkan. Mulai dari para pendidiknya, yang mungkin sudah banyak pula yang meninggalkan dunia ini. Sampai pada, mereka yang ingin membina diri, dan entah sudah berapa banyak, manusia-manusia unggul yang aku hantarkan. Entah sudah berapa banyak Insinyur, Arsitek, Dokter, Imam, Biarawan/i, Artis, Pengusaha, dan masih banyak lagi.

Hmm… Ibarat seorang manusia yang berziarah di dunia, usia 80 tahun tentu sudah sangat renta dan bahkan juga tak sedikit manusia yang beranggapan bahwa orang yang telah mencapai seperti usiaku saat ini adalah mereka yang tinggal menunggu kapan Tuhan memanggilnya. Yang menjadi pertanyaanku “apakah diusiaku yang sekarang ini, aku sama seperti manusia yang telah tidak mampu berbuat banyak hal untuk menjadi tempat menempa diri bagi banyak orang?” satu tekadku, bahwa aku tidak mau menjadi seperti manusia renta yang tak mampu berbuat apa-apa lagi dan hanya menunggu kematian. Karena justru ulang tahunku yang ke 80 tahun ini menjadi bukti eksistensiku dan kredibilitas orang-orang yang telah dengan setiap merawat, membersihkan, dan membawa aku melukiskan goresan indah bagi orang-orang yang mengenalku.

Peringatan 80 tahun keberadaanku ini akan menjadi tanda dan penyemangat bagi setiap orang yang menggunakanku sebagai sarana menuju pulau impian. Aku selalu berharap agar aku tetap mampu mewadahi dan menjadi sarana generasi muda untuk menjadi manusia seutuhnya, menjadi tempat lahirnya generasi emas putra-putri bangsa. Semoga bukan hanya kenangan akan kejayaan di masa lampau dan ketua rentaan yang tak berdaya, yang tinggal dan hidup dalam kenangan setiap orang yang mendengar atau membicarakan namaku. Melainkan, sebuah proses metamorphosis yang telah aku alami. Aku bangga dan berterima kasih kepada mereka yang mengemudikan, merawat, dan menjagaku, karena mereka, aku boleh mengalami perubahan seturut perkembangan zaman. Sehingga aku bukan menjadi kapal tua dan rapuh, melainkan kapal megah dan kokoh yang siap mengangkut dan mewadahi mereka yang ingin menjadi manusia yang utuh.

80 tahun aku mengabdi dan akan terus mengabdi. Semoga Santo Yohanes Gabriel Perboyre mendoakan aku dan semua orang yang berada dalam naungan tubuhku. Hmm.. aku tersadar kembali dari lamunan kenangan memori dan refleksi 80 tahun keberadaanku. Hari sudah semakin larut, saatnya aku beristirahat untuk kembali esok hari dengan tangan terbuka melanjutkan perjalanan mengarungi lautan, menghantar putra-putri masa depan Gereja dan bangsa ini.

Salam.. dan mohon doa dari kalian…***(Red/Kristo)

Tulisan ini dipersembahkan untuk menyambut peringatan 80 tahun pesta nama Santo pelindung Sekolah SDK Yohannes Gabriel pada tanggal 11 September 2013. 

2 komentar: