Visi SDK Yohannes Gabriel

Wadah Untuk Mengenal Lebih Dekat SDK Yohannes Gabriel. The Big Family Of SDK Yohannes Gabriel. COME ON, JOIN US!!!

"Terpuji Dalam Iman dan Budi Pekerti, Berpacu Dalam Prestasi"

Senin, 21 Oktober 2013

“Malaikat Idolaku Adalah Orang Terdekatku” (edisi lomba menulis cerita)

Oleh: Stefani  Victoria S. 5B-25


Siang itu adalah siang yang menyenangkan di desa FlowerHill. Kami sekeluarga libur. Kami berjalan-jalan ketaman kota yang ada di dekat rumahku. Saat di taman aku membeli minuman dan kakakku ikut denganku. Dia ingin membeli es krim.

Saat akan membayar aku melihat seorang wanita cantik berumur 30-an sedang menolong orang miskin dnn menderita yang kehilangan kakinya. Wanita itu terlihat sempurna. Seperti malaikat penolong bagiku. Aku sendiri merasakannya apalagi orang yang ditolong tersebut.

Siang yang melelahkan telah kulewati. Malam ini aku masih memikiran malaikat cantik itu. Sampai akhirnya aku tertidur dan bangun di pagi hari. Hari minggu yang cerah, burung-burung berkicauan, dan udara pagi yang segar. Lalu aku berdoa dan lekas mandi.

Setelah mandi santai… “ngapain ya?” pikirku. Tiba-tiba pikiran itu terlintas lagi di pikiranku. Aku selalu memikirkan wanita itu. Selama ini aku udah sering melihatnya. Aku tidak tahu siapa itu. Aku berarap dia adalah orang yang baik pada siapapun. Jadi saat aku bertemu dengan dia, dia akan menyapaku dengan ramah.

Sekarang pukul 10.00 pagi. Ibu mengajakku pergi ke gereja. Disana kau punya banyak teman, diantaranya adalah Stevanny. Aku menceritakan pengalaman itu padananya. Diapun bingung juga. Dia sempat menanyakan beberapa wanita yang ada di desa kami. Namun aku tidak mengiyakan satu pun diantaranya.

Pukul 11.30 pagi Audrey dan Mirelle, teman di desaku, datang main kerumah ku. Kami main game bersama, main puzzle, adik dan kakak, membaca komik, dan menceritakan pengalaman-pengalaman seru sama mengerikan! Pokoknya seru banget deh.
“oh ya aku punya tebak-tebakan nih! Jawab ya! Nah apa perbedaan ayam goreng dan bebek goreng?” kata Mirelle. “itu sih gampang banget Relle!” Aku dan Audrey spontan menjawab “ayam goreng dari ayam, kalau bebek goreng dari bebek.” Kataku dan Audrey bersamaan. “buktinya salah tuh.” Jawab Mirelle. “terus jawabannya apa dong?” kata Audrey. “eng.. ing… eng.. dan jawabannya adalah… bebek goreng lebih enak. Hahaha…” jawab Mirelle. semua tertawa.

Hari Senin tiba. “ah, senangnya! Hari ini aku jadi petugas upacara! Yes! Yes!” kataku. Setelah mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah, akhirnya aku sampai. Aku datang pagi hari ini. Begitu bel, upacara mulai. Aku bertugas menjadi pengibar bendera.

Ada yang lucu saat giliran paskibra bertugas. Aku tidak tahu bahwa sudah saatnya giliranku. Padahal protokol telah mengatakan “pengibaran bendera sang merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya” tiba-tiba teman yang di sebelahku langsung berkata “jalan ditempaat… grak!” tentu saja aku kaget untung tidak kelihatan. Aku pun langsung jalan ditempat lah.

Tadi itu deg-degan banget sampai-sampai aku merasa sangat berkeringat. Ungtung berjalan baik tanpa masalah. Di kelas mulai pelajaran matematika. Pelajaran yang paling tidak aku sukai. Males berhitung banget aku ini! Lalu aku memikirkan seorang malaikat yang membawa damai sejahtera dan kembali memikirkan wanita itu lagi. Ah sepertinya dia sudah menjadi idolaku!

Tidak sadar sudah istirahat. “yeay!” kataku dalam hati. Lalu aku mengeluarkan bekal yang dibawakan oleh ibuku. Aku makan bersama Gladys dan Michelle di bangku yang ada dibawah pohon, nyaman sekali udaranya seuk, apalagi aku dan teman-temanku saling bertukar makanan. Makanan mereka ternyata enak-enak. Mereka bilang makanaku juga enak, duh senangnya.

Aku menceritakan ‘malaikat idolaku’ itu kepada Michelle dan Gladys. Gladys berkata “mungkin kamu melihat Bu Maria yang cantik dan baik hati itu? Atau Kakak Theresa yang canik dan baik hati juga itu?” aku menggeleng kepadanya.  “bukan Glad, orang yang satu ini lebih amazing dan luaaarrr biasaa!” kataku. Gladys pun bingung juga. Tapi kita seumua tertawa bersama.

Hari demi hari. aku masih tidak tahu siapa itu. Aku ingin seandainya dia adalah ibuku,atau orang yang dekat & baik padaku. Bukan berarti Ibuku tidak sebaik idolaku lho. Aku jadi mengidolakannya sekarang. Dia itu sudah cantik, orangnya baik, dan dari look-nya yang kayak gtu dia itu bertanggung jawab & bisa ngurus keluarga dengan baik. Sukses, kaya, baik, nggak sombong, Tipe idolaku banget deh pokonya!

Besok hari libur nasional, kita semua libur. Aku diajak keluargaku jalan-jalan ke pertokoan dekat desaku. Akhirnya aku melihat lagi wanita cantik baik hati itu saat akan membayar. Lama-lama aku merasa agak aneh. Mungkin malaikat itu….
***
Hari esoknya. “Ahh, tak terasa sudah pagi.” Kataku. Aku pun bersiap pergi ke sekolah. Saat sudah samapai  ke sekolah,  tepat 5 menit kemudian bel berbunyi. “Yes! Untung nggak telat” kataku. Lalu kami seuma baris, lau masuk kelas. Di kelas kita berdoa bersama terlebih dahulu, lalu memberi salam pada guru.

Waktunya absen.  Bu guru pun memanggil namaku. “Sofia Emberly Petra” panggil bu guru. Belum sempat aku tunjuk tangan dan bilang “ada” teman-teman langsung bersahutan. “tidak ada!” semua tertawa. Teman-temnaku memang jahil pada semua anak saat absen. Terlebih lagi mereka sering menertawai nama ‘Petra’ ku seperti nama sekolah. Huh… sebal! (-_-“) Padahal arti namaku bagus banget lho “batu karang”. Biar aku seteguh batu karang.

Akhir-akhir ini, aku males.. banget pelajaran(>.<) aku sering mikir-mikir gitu deh sekarang, jadi suka menghayal. Pokonya kriteria idolaku itu harus: -pinter -cantik/ganteng -baik -tidak sombong -nggak miskin-miskin banget lah  -bertanggung jawab. Berharap banget ya aku ini! Sekarang ini susah sekali mencari orang seperti itu. Kriteria cari idola atau cari pacar sih. Hihihi ndak jelas banget.

Wah sempurnaa! Aku juga pingin jadi idola kayak gitu. Banyak yang suka aku( ‘.’) Jadi orang yang bertanggung jawab, baik, cantik, pinter lagi! Waa….. aku bermimpi aku adalah idola yang ada di panggung sedang menyanyikan lagu kesukaan penggemarku. Lalu mereka berteriak “Sofia! Sofia! Sofia!” lama kelamaan teriakan itu terdengar marah dan keras kepadaku. Ups! Ternyata aku ketiduran di kelas, itu suara bu guru dan teman-teman yang meneriaki ku. Hi… hi… hi… untung deh aku tidak dihukum. Akibat kebanyakan menghayal jadi malu deh diikuti dengan pipiku yang memerah.

Hore…. Libur tengah semester datang! Uh Senang sekali aku! Ayah dan ibuku mengajakkku jalan-jalan ^,^ Kami pergi ke Mall yang ada di kota dekat desa kami, sambil berharap bertemu idolaku yang juga khayalanku. Mataku sibuk mencari ke sana kemari, sampai berkali kali hampir tersandung. Hihihi kurang konsentrasi.

Sambil dengan penuh harapan, semoga bertemu idolaku.Supaya aku berhenti menghayal. Huaaaa susahnya bertemu idolaku. Jangan jangan dia bener bener malaikat.
Ada suatu keanehan saat aku setiap kali melihat malaikat itu.
1.      Selalu pada saat jalan-jalan bersama keluargaku
2.      Selalu pada saat aku sendirian / bersama kakaku
3.      Saat meninggalkan ibuku.
Nah saat in aku sedang membayar baju barbie yang kubeli unuk koleksi mainanku. Pada saat itu juga aku melihat seorang wanita cantik ‘malaikat’ itu.
Kupikir-pikir agak lama…. Tiba-tiba dikagetkan dengan suara kasir yang memanggilku karena sudah selesai mengemas belanjaanku. Pikiranku bubar semua. Aku kembali memikirkannya saat di mobil. Baru saat itulah aku dapat berpkir dengan tenang tanpa dinggangu siapapun. Tapi tak kusangka sudah sampai di rumah. Mmfph!

Malam harinya aku bermimpi agak aneh. Aku dapat memikirkan malaikat itu dengan sangat tenaang….. aku dapat melihatnya baiik-baik. Damai saat di tempat indah itu. Tiba-tiba masuklah pikran bahwa itu ibuku! Aku terrbangun di malam hari , lalu menarik napas.

Paginya aku memikirkan mimpi itu. Saat sarapan aku sempat melamun. Memang, dipikir-pikir malaikat itu mirip ibuku. Orang yang baik, cantik, pintar, dan bertanggung jawab. Memang pantas jadi idola. 

Masih di hari liburku, aku bersama sekeluarga mengunjungi panti asuhan yang menampung bayi bayi yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya, “aku harus bisa menemukan malaikat idolaku hari ini!” batinku. Sampai di sana, aku berbicara dalam hati “disini tidak ada tempat dimana aku idak meninggalkan ibu!” disana akhirnya aku melihat malaikat itu lagi dengan baiknya mebagikan mainan ku dulu saat kecil kepada anak-anak dipanti asuhan. “Akhirnya aku menemukan malaikat idolaku!” kataku sambil terharu.

Ibu menoleh kepadaku. Aku pun bertkata “bu, kaulah yang ku cari. Kau yang selama ini menjadi malaikat idolaku. Yang selalu menolong orang. Menolong di mall, di taman, dan disini. Kakukah itu?” “ya sayangku, Sofia anakku” kata ibuku sambil memelukku. Seorang ibu yang baik yang layak menjadi idola. Senangnya…. Kini, aku telah menemukan idolaku! Nggak harus artis lho!